HOME SKRIPSI MAKALAH SOFTWARE NUPTK NISN FACEBOOK MUSIK

Daftar Isi



Peran guru kelas dalam menyusun skripsi

PERAN GURU KELAS DALAM MENINGKATKAN

PELAKSANAAN BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PADA SISWA DI SD N KALONGAN
The Role Of Teacher In Increasing Islamic Education Implementation
For Students At SD N Kalongan
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Memperoleh Gelas Sarjana Pendidikan Agama Islam
Program Studi Pendidikan Agama Islam
Oleh :
DWIANI MURDIASTUTI
NIM 07422090
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2010
ABSTRAK
PERAN GURU KELAS DALAM MENINGKATKAN
PELAKSANAAN BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP
SISWA DI SD N KALONGAN MAGUWOHARJO DEPOK SLEMAN
DWIANI MURDIASTUTI
NIM 07422090
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran guru kelas dalam
meningkatkan pelaksanaan belajar siswa dalam pelajaran pendidikan agama
islam di SD N Kalongan Maguwoharjo Depok Sleman. Dalam skripsi ini
akan dijelaskan apa saja peran guru kelas khususnya dalam meningkatkan
pelaksanaan belajar siswa dalam pelajaran pendidikan agama islam dan untuk
mengetahui upaya apa saja yang dilakukan guru kelas dalam meningkatkan
pelaksanaan belajar siswa dalam pelajaran pendidikan agama islam di SD N
Kalongan Maguwoharjo Depok Sleman. Sedangkan rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah Bagaimana peran guru kelas dalam meningkatkan
pelaksanaan belajar siswa dalam pelajaran pendidikan agama Islam di SD N
Kalongan Maguwoharjo Depok Sleman? Apa saja upaya guru kelas dalam
meningkatkan pelaksanaan belajar siswa dalam pelajaran pendidikan agama
islam di SD N Kalongan Maguwoharjo Depok Sleman?
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yaitu menangkap kejadian,
fenomena, fakta dan realita yang ada kemudian mengambil makna darinya.
Datanya dinyatakan dalam bentuk simbolik seperti pernyataan, tafsiran,
tanggapan- tanggapan lisan, tanggapan- tanggapan no- verbal subyek
penelitian ini guru kelas 1 sampai 6 SD N Kalongan Maguwoharjo Depok
Sleman dengan metode angket, wawancara dengan dokumen data yang
diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik analisis isi dan metode
deskriptif analitik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa guru kelas SD N
Kalongan Maguwoharjo Depok Sleman sangat berperan dalam meningkatkan
pelaksanaan belajar siswa dalam pelajaran pendidikan agama islam
sebagaimana kita tahu peran guru sehubungan dengan fungsinya sebagai
pengajar, pendidik dan pembimbing. Upaya yang dilakukan Guru kelas SD N
Kalongan Maguwoharjo Depok Sleman dalam meningkatkan pelaksanaan
belajar siswa dalam pelajaran pendidikan agama islam adalah dengan
mengadakan TPA khusus kelas 3, shalat fardhu berjamaah, melaksanakan
hari- hari besar Islam, menjenguk siswa yang sakit.
HALAMAN PERSEMBAHAN
SKRIPSI INI SAYA PERSEMBAHKAN TERUNTUK:
KEDUA ORANG TUAKU TERHORMAT AYAHANDA
SUKARNO (ALM) DAN IBUNDA MURSIANAH
TERIMAKASIH ATAS DOA YANG TELAH
DIBERIKAN SELAMA INI
SUAMIKU YANG KUCINTAI TERIMAKASIH ATAS
DUKUNGANNYA
KEDUA ANAKKU TERSAYANG IFA FAUZIANA DAN
IRA FITRUANA TERIMAKASIH ATAS
DUKUNGANNYA
MOTTO
JADIKANLAH SABAR DAN SHOLAT SEBAGAI
PENOLONGMU……… (QS. AL BAQOROH : 45)
KEBENARAN ITU ADALAH DARI TUHANMU, SEBAB
ITU JANGAN SEKALI- SEKALI KAMU TERMASUK
ORANG YANG RAGU.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis kehadirat allah swt yang telah memberikan rahmat, hidayah dan
inayah-nya. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita
nabi Muhammad saw serta keluarga dan sahabat beliau yang telah memberi tuntunan
umat manusia menuju kebahagiaan dunia akhirat.
Penyusunan skripsi ini merupakan kajian singkat tentang Peran Guru Kelas Dalam
Meningkatkan Pelaksanaan Belajar Pendidikan Agama Islam Terhadap Siswa
di SD N Kalongan Maguwoharjo Depok Sleman. Penulis menyadari bahwa
penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan, bimbingan,
dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penyusun
menyampaikan terimakasih kepada :
1. Bapak Drs. H. M. Fajar Hidayanto, MM. selaku dekan Fakultas ilmu agama
islam universitas islam Indonesia.
2. Bapak DR. H. Imam Effendi, MA. Selaku dosen pembimbing yang telah
banyak meluangkan waktu dan konsentrasi beliau, serta dengan kesabaran
dan ketelitian membimbing penyusunan dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Segenap dosen dan karyawan Fakultas ilmu agama islam universitas islam
Indonesia.
4. semua pihak yang telah berjasa dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
dapat saya sebutkan satu per satu.
Kepada semua pihak tersebut semoga amal baik yang telah diberikan dapat
diterima disisi Allah SWT dan mendapat limpahan rahmat-Nya amin.
Akhirul kalam dalam penuh kesadaran dan kerendahan hati, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak guna
memperbaiki skripsi ini.
Yogyakarta 22 desember 2009
Penulis
DWIANI MURDIASTUTI
NIM. 07422090
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………. i
NOTA DINAS………………………………………………………….... ii
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………... iii
HALAMAN PERNYATAAN………………………………………….. iv
ABSTRAKS……………………………………………………………... v
HALAMAN PERSEMBAAHAN……………………………………… vi
MOTTO………………………………………………………………….. vii
KATA PENGANTAR…………………………………………………... viii
DAFTAR ISI…………………………………………………………….. x
DAFTAR TABEL………………………………………………………. xii
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………… xiii
BAB I. PENDAHULUAN………………………………………………. 1
A. Latar belakang masalah……………………………………….. 1
B. Rumusan masalah ……………………………………………. 6
C. Tujuan penelitian……………………………………………… 6
D. Manfaat penelitian…………………………………………….. 7
E. Telaah pustaka………………………………………………… 7
BAB II. LANDASAN TEORI…………………………………………… 10
A. Peran Guru……………………………………………………... 10
1. Pengertian peran Guru…………………………………….. 10
2. Peran dan tanggung jawab guru…………………………… 12
B. Kemampuan dasar guru……………………………………….. 15
C. Pelaksanaan belajar agama islam………………………………. 17
D. Peningkatan pelaksanaan PAI di sekolah……………………… 21
BAB III. METODE PENELITIAN…………………………………….. 24
A. Tempat dan waktu penelitian………………………………….. 24
B. Jenis penelitian………………………………………………… 24
1. Variable penelitian…………………………………………24
2. Definisi operasional variable……………………………… 24
C. Metode penelitian……………………………………………… 25
D. Subjek penelitian………………………………………………. 25
E. Pengumpulan data……………………………………………… 28
1. angket atau kuisioner……………………………………… 28
2. metode interview (wawancara)
3. metode observasi
4. metode dokumentasi
F. Analisis data
BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL
A. Gambaran Umum SD N Kalongan Maguwoharjo Depok Sleman
1. sejarah berdirinya
2. profil sekolah
3. visi, misis,dan tujuan
4. program kerja
5. peraturan tata tertib sekolah bagi guru dan siswa
6. sarana dan prasarana
B. Peran Guru Kelas Dalam Meningkatkan Pelaksanaan Belajar
Pendidikan Agama Islam Pada Siswa
1. Peran Guru Kelas Dalam Meningkatkan Pelaksanaan Belajar
Pendidikan Agama Islam Pada Siswa
2. Factor- Factor Yang Mendukung Dan Menghambat Peran Guru
Kelas Dalam Meningkatkan Pelaksanaan Belajar Pendidikan
Agama Islam Pada Siswa
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN- LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
halaman
Tabel 4.1 data siswa SD N Kalongan Depok Sleman
tahun ajaran 2008- 2009…………………………………….. 36
Table 4.2 data pendidikan guru SD N Kalongan Depok Sleman
Tahun Ajaran 2008- 2009…………………………………… 37
Table 4.3 guru SD N Kalongan Depok Sleman Tahun 2008/ 2009…….. 38
Table 4.4 data kegiatan pelaksanaan PAI tahun 2008/ 2009…………… 39
Table 4.5 data berdasarkan hasil nilai kuisioner………………………... 49
DAFTAR GAMBAR
halaman
Gambar 4.1 struktur organisasi…………………………………………… 34
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG MASALAH
Manusia adalah makhluk individu dan makhluk social dalam hubungannya
dengan manusia sebagai makhluk social, terkandung suatu maksud bahwa manusia
bagaimanapun juga tidak bisa terlepas dari individu yang lain. Secara kodrati
manusia akan selalu hidup bersama. Hidup bersama antara manusia akan
berlangsung dalam berbagai bentuk komunikasi dan situasi. Dalam kehidupan
semacam inilah terjadi interaksi. Dengan demikian kegiatan hidup manusia akan
selalu dibarengi dengan proses interaksi/ komunikasi, baik interaksi dengan alam
lingkungan interaksi dengan sesamanya, maupun interaksi dengan Tuhannya baik itu
dengan sengaja maupun tidak sengaja dari berbagai bentuk interaksi, khususnya
mengenai interaksi yang disengaja, interaksi edukatif. Interaksi edukatif ini adalah
interaksi yang berlangsung dalam suatu ikatan untuk tujuan pendidikan dan
pengajaran, oleh karena itu interaksi edukatif perlu dibedakan dengan interaksi yang
lain dalam arti yang lebih spesifik pada bidang pengajaran dikenal adanya istilah
interaksi belajar mengajar.
Sehubungan dengan fungsinya sebagai pengajar, pendidik dan pembimbing,
maka diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru. Peranan guru ini akan
senantiasa mengambarkan pola tingkah laku yang diharapkan dalam berbagai
interaksi, baik dengan siswa, sesama guru maupun dengan staf yang lain. Dari
berbagai kegiatan interaksi belajar mengajar, dapat dipandang sebagai sentral bagi
peranannya. Sebab baik disadari atau tidak bahwa sebagian dari waktu dan perhatian
guru banyak dicurahkan untuk menggarap proses belajar mengajar dan berinteraksi
dengan siswanya. (Sardiman A.M., 2000:141)
Tata cara membesarkan anak, nilai- nilai yang akan ditanamkan
padanya , serta cara anak diharapkan berfungsi dalam masyarakat kelak,
menjadi pusat perhatian di semua komunitas. Persoalan pendidikan yang
memang rumit ini telah memicu berbagai diskusi dan perdebatan di berbagai
tingkatan dengan berbagai cara. Begitu penting masalah pendidikan, hingga
para filosof pertama sudah mengembangkan teori-teori formal yang canggih
mengenainya. Mengaitkan pendidikan dengan konsepsi-konsepsi politik serta
hakikat manusia. Di tingkat yang jauh kurang formal, para orang tua yang
bertanggung jawab juga telah mengembangkan prinsip-prinsip pengasuhan
anak yang mencerminkan harapan-harapan keturunan mereka, tentang peran
anak-anak kelak dalam masyarakat. Serta nilai-nilai anutan anak di masa
depan sebagai individu dan warga Negara.
Kedua wacana tersebut ( manusia sebagai individu dan masyarakat)
sering berkonflik, khususna di masyarakat yang kehidupannya saqngat
kompleks, hingga menuntut cara-cara formal untuk mrnyalurkan dan
diharapkan dapat menyegarkan serta memperbarui kebudayaannya. Selagi
teori pendidikan menjadi semakin formal semakin teoritis dan semakin
abstrak, persoalan-persoalan mendesak yang harus segera ditangani tentang
pengasuhan anak sering tampak terabaikan atau sengaja tidak digubris.
Sungguh sering teori pendidikan dipadati muatan interlokal hingga dititik
tertentu penting rasanya untuk meneliti kembali segenap fungsi pendidikan
dalam kebudayaan.
Dalam dictionary of Education (Cartet V. Good Ed.) dapat diketahui
bahwa esensi pendidikan adalah mengembangkan kemampuan, sikap, dan
bemntuk-bentuk nilai positif lainnya dalam masyarakat dimana seseorang
hidup. Menurut Effendy (1999:101) tujuan pendidikan adalah khas atau
khusus, yakni meningkatkan pengetahuan seseorang mengenai suatu hal
sehingga ia menguasainya. Dimana, tujuan tersebut hanya akan tercapai bila
dalam prosesnya dilakukan secara komunikatif. Pengertian komunikatif yang
dimaksud adalah tercapainya tiga tujuan utama yang meliputi to secure
understanding, to establish acceptance, dan to motivate action. Yang berarti
mengamankan pengetahuan, membangun penerimaan dan mendukung
tindakan.
Menurut R. Wayne Pace & Don F. Faules ( Deddy Mulyana, ed.,
1998:133) motivasi menyangkut segala alasan yang menyebabkan mengapa
orang mencurahkan suatu enga untuk mencurahkan suatu pekerjaan dalam hal
ini belajar. Tuntunan untuk menyelesaikan materi yang terdapat dalam
kurikulum pendidikan nasional, tidak jarang menyebabkan para pengajar
unuk mengejar target dan melupakan aspek terpentinmg dalam aspek
pendidikan. System pengajaran yang dilakukan secara konvensional, dalam
arti guru mengajar didepan kelas dan murid mencatat dengan tenang justru
menurunkan motivasi belajar siswa.
Semua pihak yang berkaitan dengan pendidikan (stakeholder) seperti
orangtua siswa, para pengusaha yang concern terhadap dunia pendidikan.
Pemerintah pusat maupun daerah dan sebagainya memiliki tanggung jawab
yang sama dengan praktek yang berbeda dalam upaya peningkatan motivasi
belajar para siswa. Meskipun demikian dalam proses belajar mengajar yang
berlaku secara formal, guru memiiki andil yang besar terutama untuk dapat
merencanakan program pengajaran sekaligus melakukan interaksi yang sesuai
dan sehat dengan para peserta didiknya. Selain belajar dan mengajar yang
dikembangkan di sekolah harus dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan
budaya belajar secara terus menerus sesuai dengan prinsip belajar seumur
hidup.
Dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan dan otonomi
pendidikan pemerintah mengeluarkan ketentuan yang tercantum dalam PP no
39 tahun 1992 tentang peran serta masyarakat dalam pendidikan nasional
yang salah satunya berisi tentang wewenang dan tugas struktur sekolah dalam
proses pengajaran. Dalam hal ini kepala sekolah dan guru mempunyai
kebebasan yang luas dalam mengelola proses pengajaran di sekolahnya
masing-masing tanpa mengabaikan kebajikan dan prioritas pemerintah.
Lingkup strategi yang ditawarkan adalah
1. kurikulum yang bersifat inklusif
2. proses belajar mengajar yang efektif
3. lingkungan sekolah yang mendukung
4. sumber daya yang berasas pemerataan e. standarisasi dalam
hal- hal tertentu, monitoring, evaluasi dan tes.
Kelima strategi tersebut harus menyatu kedalam empat lingkup fungsi
pengelolaan sekolah yaitu :
1. Manajemen/ organisasi/ kepemimpinan
2. Proses belajar mengajar
3. Sumber daya manusia
4. Administrasi sekolah berdasarkan kondisi persekolah di Indonesia
dimana terdapat sekolah yang maju, sedang, dan kurang.
Kebebasan menuntut adanya tanggung jawab, kebebasan mengajar
mengisyaratkan tanggung jawab guru untuk mengetahui fakta- fakta dan
menerapkan metode- metode krisis keilmuan dalam bidang- bidang yang
mucul dlam diskusi di ruang kelas. Kebebasan guru dalam bahaya, jika guru
yang sebelumnya hanya menerima pelatihan ala kadarnya harus menghadapi
tema- tema controversial saat berdiskusi dengan murid- muridnya. Khusus
dalam ilmu sejarah dan ilmu- ilmu social yang bisa dibilang semua topiknya
kontroversial. Kebebasan mengajar hanya dapat dipertahankan secara
menyakinkan jika guru mematuhi standar- standar kompetensi yang tinggi
dibidangnya.
Tuntutan terhadap pengajaran yang harus memenuhi tolok ukur yang
pasti dalam keilmuan, ini tidaklah mengancam kebebasan mengajar.
Kebebasan mengajar terancam bila ada kelompok- kelompok penekan yang
memaksa seolah agar berkompromi dengan gagasan- gagasan ektrim mereka,
untuk membatasi kurikulum. Kaum cendekia harus sungguh- sungguh
berusaha menangkal tekanan semacam itu. Sekolah harus bebas dari dogma
picik apapun dibidang ekonomi, politik, agama, ataupun ilmu pengetahuan
dimana belajar akan terancam oleh kehancuran. Mereka harus pula menolak
dan melawan anti- intelektualisme, sebab kebebasan dan rasa hormat pada
upaya intelektual tampaknya disepelekan di sekolah- sekolah kita sendiri,
dalam masyarakat upaya intelektual hanya sedikit nilainya disegala kasus,
dan bahwa kebebasan berfikir tidak layak dipupuk dan dilestarikan.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengevaluasi, hal ini
akan mengarah pada peran guru dan upaya meningkatkan pelaksanaan
belajar siswa dalam pelajaran pendidikan agama islam di SD N Kalongan
Maguwoharjo Depok Sleman. Karena guru merupakan komponen terdekat ,
dalam hal ini langsung berhadapan dengan siswa dalam proses belajar
mengajar di dalam kelas.
B.RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut maka permasalahan dalam penelitian
ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.Bagaimana peran guru kelas dalam meningkatkan pelaksanaan belajar
pendidikan agama Islam terhadap siswa di SD N Kalongan Maguwoharjo Depok
Sleman?
2.Faktor- faktor apakah yang mendukung dan menghambat peran guru kelas
dalam meningkatkan pelaksanaan belajar pendidikan agama Islam terhadap siswa
di SD N Kalongan Maguwoharjo Depok Sleman?
C.TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1.Untuk mengetahui peran guru kelas dalam meningkatkan pelaksanaan belajar
pendidikan agama Islam terhadap siswa di SD N Kalongan Maguwoharjo Depok
Sleman.
2.Untuk mengetahui faktor- faktor yang mendukung dan menghambat guru kelas
dalam meningkatkan pelaksanaan belajar pendidikan agama Islam terhadap siswa
di SD N Kalongan Maguwoharjo Depok Sleman.
D.MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan :
1.Manfaat teoritis dengan dilakukannya penelitian ini adalah untuk memperkaya
kajian- kajian yang berkaitan dengan peran guru kelas dalam meningkatkan
pelaksanaan belajar siswa dalam pelajaran pendidikan agama islam, karena
selama ini sering kali dilupakan bahwa untuk meningkatkan pelaksanaan belajar
PAI pada siswa salah satunya dipengaruhi oleh peran guru kelas. Selain itu
penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai bahan perbandingan mengenai
pendidikan yang dipandang pada tatanan praktis.
2.Manfaat praktis dari penelitian ini adalah agar sekolah dapat memahami tentang
bagaimana peran guru kelas dalam meningkatkan belajar PAI, sehingga peran
guru kelas di dalam sekolah dapat semakin diberdayakan secara optimal. Manfaat
lainnya adalah sebagai referensi, serta evaluasi bagi sekolah mengenai
pentingnya membangun peningkatan pelaksanaan belajar PAI pada siswa.
E.TELAAH PUSTAKA
Peneliti mencari beberapa literature yang berkenaan dengan penelitian
skripsi ini. Kutipan dari buku dan beberapa hasil penelitian jurnal/ skripsi/
tesis diambil dari abstrak bagian akhir yang relevan dengan fokus permasalan
penelitian ini, antara lain :
1.Skripsi dari Nok Bawon tahun 2001 dengan judul peranan guru bimbingan dan
penyuluhan serta guru PAI dalam pebinaan sikap disiplin siswa di SMU
KOLOMBO Yogyakarta. Dengan melalui penelitian menyusun teliti ternyata di
SMU KOLOMBO Yogyakarta menunjukkan bahwa peranan gurubimbingan dan
penyuluhan 86% sedangkan guru PAI menunjukkan 47,2% dalam pembinaan
sikap disiplin siswa dan siswi yang diterapkan disekolah khususnya
menggambarkan tinggi peranannya. Dalam peranan guru bimbingan dan
penyuluhan serta guru PAI dalam penanaman sikap disiplin yang ditananmkan
disekolah ada beberapa factor yang mempengaruhi akan tetapi hal itu dapat
teratasi sehingga penanaman sikap disiplin dapat berjalan dengan baik dan lancer.
2.Skripsi dari Oktiana Dian Syahputri tahun 2003 dengan judul pengaruh peran
guru dalam pembentukan kecerdasan emosional siswa terhadap pelaksanaan
proses belajar mengajar. Hasil analisis dAta yang diperoleh dengan
menggunakan SPSS versi 10,0 Singgih Santoso membuktikan ada hubungan
yang sangat signifikan antara peran pengaruh guru dalam pembentukan
kecerdasan emosional siswa dengan pelaksanaan proses belajar mengajar. Hasil
penghitungan diperoleh terhitung sebesar 0,9425 dan dikonsultasikan pada tabel
taraf signifikansi 5%=3,55 taraf signifikansi 1% = 6,01 apabila dibandingkan
antara terhitung lebih besar dari tabel sebesar 0,9425. Dengan kalimat lain bahwa
semakin besar pengaruh peran guru dalam pembentukan kecerdasan emosional
siswa semakin besar pula pengruhnya terhadap proses belajar mengajar.
Dengan melihat penelitian terdahulu ada perbedaan dengan penelitian
yang peneliti lakukan tentang peranan guru kelas dalam meningkatkan
pelaksanaan belajar pendidikan agama siswa SD Kalongan Maguwoharjo
Depok Sleman, yaitu perbedaan tentang :
a.Tempat penelitian
b.Orang yang meneliti
c.Tahun/ waktu penelitian
d.Perbedaan siswanya.
BAB II
LANDASAN TEORI
1.Peran Guru
a.Pengertian Peran Guru
Ngalim Purwanto (1980:169) menegaskan peran guru adalah
terciptanya serangkaian tingkah yang saling berkaitan yang dilakukan dalam
situasi tertentu serta berhubungan dengan kemajuan perubahan tingkah laku
dan perkembangan siswa yang menjadi tujuannya. Guru sekolah yang tugas
pekerjaannya kecuali mengajar, memberikan macam- macam ilmu
pengetahuan dan ketrampilan kepada anak- anak juga mendidik. Pekerjaan
sebagai guru adalah pekerjaan yang luhur dan mulia baik ditinjau dari sudut
masyarakat dan Negara ataupun ditinjau dari sudut keagamaan. Guru sebagai
pendidik adalah seseorang yang berjasa besar terhadap masyarakat dan
Negara sehingga tidak salah pepatah mengatakan bahwa guru adalah
pahlawan tanpa tanda jasa.
Menurut Cleife (dalam Syah, 2000:252) guru adalah ……… an
authorithy in the disciplines relevant to aducation, yakni pemegang hak
otoritas atas cabang- cabang ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan
pendidikan walaupun begitu tugas guru tidak hanya menuangkan ilmu
pengetahuan ke dalam otak para siswa tetapi melatih ketrampilan (ranah
karsa) dan menanamkan sikap serta nilai (ranah rasa) kepada mereka.
Prey Katz menggambarkan peran guru sebagai komunikator, sahabat
yang dapat memberikan nasehat- nasehat, motivator, sebgai pemberi inspirasi
dan dorongan, pembimbing dalam pengembangan sikap dan tingkah laku
serta nilai- nilai, orang yang menguasai bahan yang diajarkan.
Havighurst menjelaskan bahwa peranan guru di sekolah sebagai
pegawai atau (employee) dalam hubungan kedinasan, sebagai bawahan
terhadap atasannya, sebagai kolega dalam hubungannya dengan teman
sejawat, sebagai mediator dalam hubungannya dengan anak didik, sebagai
pengatur disiplin, evaluator, dan pengganti orangtua.
Sehubungan dengan hal itu, tujuan dan hasil yang harus dicapai suru
terutama ialah membangkitkan kegiatan belajar siswa. Dengan demikian
kegiatan siswa diharapakn berhasil mengubah tingkah lakunya sendiri kearah
yang lebih maju dan positif.
Dari beberapa definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa guru
bukan hanya sekedar pemberi ilmu pengetahuan kepada murid- muridnya
didepan kelas tetapi merupakan seorang tenaga professional yang dapat
menjadikan murid mampu merencanakan menganalisa dan mengumpulkan
masalah yang dihadapi. Guru juga harus mampu melihat serta memperhatikan
apakah para siswa benar- benar berminat terhadap apa yang telah diberikan/
digunakannya dalam menyampaikan pelajaran. Seorang guru juga harus bisa
melihat pakah minat itu benar- benar ada pada siswa saat mengikuti pelajaran
yang disampaikannya untuk berhasilnya semua itu tentu sangat terkait dengan
merode pembelajaran yang diterapkan oleh seorang guru dalam
menyampaikan pelajaran.
b. Peran Dan Tanggung Jawab Guru
Di sekolah sebenarnya tugas dan peranan seorang guru bukanlah
sebagai pemegang kekuasaan, tukang perintah, melarang dan menghukum
murid- muridnya, tetapi sebagai pembimbing dan pengabdi anak- anak,
artinya guru harus selalu setia memenuhi kebutuhan jasmani rohani anak
dalam pertumbuhannya. Seorang guru harus mengetahui apa, mengapa, dan
bagaimana proses perkembangan jiwa anak itu, karena dia sebagai pendidik
formal memang bertugas untuk mengisi kesadaran anak- anak, membina dan
membangun kepribadian yang baik dan integral, sehingga mereka kelak
berguna bagi nusa dan bangsa. Guru dalam tugasnya mendidik dan mengajar
murid- muridnya adalah berupa membimbing memberikan petunjuk, teladan,
bantuan, latihan, penerangan, pengetahuan, pengertian, kecakapan,
ketrampilan, nilai- nilai, norma- norma kesusilaan, kebenaran, kejujuran,
sikap- sikap yang baik dan terpuji dsb.
Karena itulah guru harus bisa memahami isi jiwa sifat mental minat
dan kebutuhan setiap muridnya agar dia bisa memberikan bimbingan dan
pembelajaran selektif dan sebaik-baiknya sesuai dengan sifat-sifat individual
setip anak didik (IKIP,1981:12-13).
Dalam proses belajar mengajar, guru mempunyai tugas untuk
mendorong, membimbing, dan member fasilitas belajar bagi siswa untuk
mencapai tujuan. Guru mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala
sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu proses perkembangan
siswa, penyampaian materi pelajaran hanyalah merupakan salah satu dari
berbagai kegiatan dalam belajar sebagai suatu proses yang dinamis dalm
segala fase dan proses perkembangan siswa. Secara lebih terperinci tugas
guru berpusat pada:
1)Mendidik dengan memberikan arah dan motifasi pencapaian tujuan baik
jangka pendek maupun jangka panjang.
2)Member fasilitas pencapaian tujuan melalui pengalaman belajar yang memadai.
3)Membantu perkembangan aspek-aspek pribadi seperti sikap, nilai-nilai, dan
penyesuaian diri (Slameto, 1995:97).
Dalam proses belajar mengajar guru tidak terbatas sebagai penyampai
ilmu pengetahuan tetapi bertanggung jawab akan keseluruhan perkembangan
kepribadian siswa. Ia harus mampu menciptakan proses belajar yang
sedemikian rupa sehingga dapat merangsang siswa untuk belajar siswa aktif
dan dinamis dalam menemui kebutuhan dan menciptakan tujuan(Slameto,
1995:97). Dari beberapa pendapat diatas maka secara rinci peranan guru
dalam kegiatan mengajar secara singkat dapat disebutkan sebagai berikut:
a)Informator
Sebagai pelaksana cara mengajar informative, laboratorium, studi lapangan,
dan sumber infmasi kegiatan akademik maupun umum.
b)Organisator
Guru sebagai organisator, pengelola kegiatan akademik, silabus, workshop,
jadwal pelajaran,dll. Komponen-komponen yang berkaitan dengan kegiatan
belajar mengajar, semua diorganisasikan sedemikian rupa sehingga dapat
mencapai efektivitas dan efisiensi dalam belajar pada diri siswa.
c)Motifator
Peranan guru sebagai motifator ini penting artinya dalam rangka
meningkatkan kegairahan dan pengembangan kegiatan belajar siswa. Guru
harus dapat merangsang dan memberikan dorongan serta untuk
mendinamisasikan potensi siswa, menumbuhkan aktifitas dan kreativitas,
sehingga akan terjadi dinamika didalam proses belajar mengajar. Dalam
semboyan pendidikan di Taman Siswa sudah lama dikenal dengan istilah “
Ing madya mangun karsa”. Peranan guru sebagai mtifator ini sangat penting
dalam interaksi belajar mengajar, karena menyangkut esensi pekerjaan
mendidik yang membutuhkan kemahiran social, dalam arti personalisasi dan
sosialisasi diri.
d)Pengarah
Jiwa kepemimpinan bagi guru dalam peranan ini lebih menonjol. Guru dalam
hal ini harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan siswa sesuai
dengan tujuan yang dicita-citakan.
e)Inisiator
Guru dalam hal ini sebagai pencetus ide-ide dalam proses belajar. Sudah
barang tentu ide-ide itu merupakan ide-ide kreatif yang dapat dicontohkan
oleh anak didiknya. Jadi termasuk pula dalam lingkup semboyan “ing ngarsa
sung tuladha”.
f) Transmiler
Dalam kegiatan mengajar guru juga akan bertindak kebijaksanaan pendidikan
dan pengetahuan.
g)Fasilitator
Berperan sebagai fasilitator, guru akan memberikan fasilitas atau kemudahan
dalam proses belajar mengajar, misalanya saja dengan menciptakan suasana
kegiatan belajar yang sedemiokian rupa, serasi dengan perkembangan siswa,
sehingga interaksi belajar mengajar akan berlangsung secara efektif. Hal ini
bergayuh dengan semboyan “tut wuri handayani”.
h)Mediator
Guru sebagai mediator dapat diartikan sebagai penengah dalam kegiatan
belajar siswa. Mediator juga diartikan penyedia media. Bagaimana cara
memakai dan mengorganisasikan penggunaan media.
i) Evaluator
Ada kecenderungan bahwa peran sebagai evaluator, guru mempunyai
otoritas untuk menilai prestasi anak didik dalam bidang akademis maupun
tingkah laku sosialnya, sehingga dapat menentukan bagaimana anak didiknya
berhasil atau tidak.
2.Kemampuan Dasar Guru
a.Mengembangkan kepribadian
1) Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2) Berperan dalam masyarakat sebagai warga Negara yang berjiwa
pancasila
3) Mengembangkan sifat- sifat terpuji yang dipersyaratkan bagi jabatan
guru
b.Menguasai landasan pendidikan
1) Mengenal tujuan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional
2) Mengenal sekolah dalam masyarakat
3) Mengenal prinsip- prinsip psikologi yang dapat dimanfaatkan dalam
proses belajar mengajar
c.Menguasai bahan pengajaran
1) Menguasai bahan pengajran kurikulum
2) Menguasai bahan pengajaran
d.Menyusun program pengajaran
1) Menetapkan tujuan pengajaran
2)Memilih dan mengembangkan bahan pengajaran
3)Memilih dan mengembangkan dtrategi belajar mengajar
4)Memilih dan mengembangkan media pengajaran yang sesuai
5)Memilih dan memanfaatkan sumber belajar
e.Melaksanakan program pengajaran
1) Menciptakan iklim belajar mengajar yang sehat
2) Mengatur ruang kelas
3) Menilai proses belajar mengajar
f.Menilai hasil dan proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan
1) Menilai prestasi murid untuk kepentingan pengajaran
2) Menilai proses belajar yang telah dilaksanakan
g.Menyelenggarakan proses bimbingan
1)Membimbing siswa yang mengalami kesulitan belajar
2)Membimbing siswa yang berkelainan dan berbakat khusus
3)Membimbing siswa untuk menghargai pekerjaan di masyarakat
h.Menyelenggarakan administrasi sekolah
1)Mengenal pengadminidtrasian kegiatan sekolah
2)Melaksanakan kegiatan administrasi sekolah
i.Berinteraksi dengan sejawat dan masyarakat
1)Berinteraksi dengan sejawat untuk meningkatkan kemampuan
professional
2)Berinteraksi dengan masyarakat untuk penukaran misi pendidikan
j. Menyelenggarakan penelitian sederhana untuk keperluan mengajar
1)Mengkaji konsep dasar penelitian ilmiah
2)Melaksanakan penelitian sederhana
3. Pelaksanaan Belajar Pendidikan Agama Islam
a.Sekolah dalam fungsi pendidikan nasional :
1) Mengembangkan kemampuan
2)Membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat
3)Mencerdaskan kehidupan bangsa
4)Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
5)Berakhlak mulia
6)Menjadi warga Negara yang demokratis dan tanggung jawab
( Ps.3 UU RI No.20/2003 ttg Sisdiknas)
Kurikulum disusun dengan memperhatikan peningkatan iman taqwa
akhlak mulia serta wajib berisi pendidikan agama terutama untuk jenjang Diknas
dan Dikmenengah. ( Ps.36 dan 37 UU RI No.30/2003 Sisdiknas )
b.Visi PAI pada sekolah umum:
Terwujudnya pelaksanaan pendidikan yang mendukung
perkembangan pendidikan agama islam pada sekolah umum, berkualitas yang
mampu mengantarkan peserta didik menjadi manusia yang memiliki
kepribadian dilandasi keimanan dan ketaqwaan serta tertanamnya nilai- nilai
akhlak mulia, berbudi pekerti yang tercermin dalam keseluruhan sikap dan
perilaku sehari- hari.
c. Misi PAI pada sekolah umum:
1)Penyelengaraan PAI sebagai bagian integral dari keseluruhan proses
pendidikan
2)Menyelenggarakan PAI dengan mengintegrasikan aspek pembelajaran
(kognitif, afektif, dan psikomotor), kunjungan dan memperhatiakan
lingkungn sekitar serta penerapan nilai- nilai dan norma- norma akhlak dalam
perilaku sehari- hari
3)Melakukan upaya bersama antara guru agama dan kepala sekoalh serta
seluruh komponen pendidikan untuk mewujudkan School Culture yang
dijiwai oleh suasana dan disiplin keagamaan dalam keseluruhan interaksi
antar unsure pendidikan di sekolah dan luar sekolah.
4)Melakukan penguatan posisi peran GPAI secara berkelanjutan, baik sebgai
pendidik, pembimbing, penasehat, komunikator daN penggerak bagi
terciptanya suasana keagamaan yang kondusif disekolah.
d.Strategi dan Upaya pembelajaran PAI
1)Mampu mengajarkan akidah kepada peserta didik sebagai landasan
keberagamaanya
2)Mampu mengajarkan pengetahuan kepada peserta didik tentang ajaran
agama islam
3) Mampu mengajarkan pengetahuan agama sebagai landasan bagi semua
mata pelajaran yang diajarkan disekolah
4) Menjadi landasan moral dan etika social dalam kehidupan sehari- hari
e.Materi PAI
Dikembangkan dari ketiga kerangka dasar ajaran agama islam
1) Akidah penjabaran konsep iman
2) Syariah (ibadah) penjabaran konsep islam
3) Akhlak penjabaran konsep ihsan
f.Tujuan PAI di sekolah umum
Meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan siswa
terhadap ajaran agama islam sehinggamenjadi manusia muslim yang
bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhak mulia dalam kehidupan pribadi
bermasyarakat berbangsa dan bernegara.
g.Fungsi PAI di sekolah umum
1)Pengembangan, menumbuhkembangkan dan peningkatan keimanan dan
ketaqwaan peserta didik yang telah ditanamkan di linkungan keluarga
2)Penyaluran bakat yang dilandasi dengan agama agar berkembang secara
optimal dan bermanfaat bagi dirinya dan orang lain
3)Perbaikan, untuk memperbaiki kesalahan, kekurangan dan kelemahan
peserta didik dalam hal keyakinan pemahaman dan pengalaman ajaran
agama islam dalam kehidupan sehari- hari
4)Pecegahan, menangkal hal- hal negative dari lingkungannya tau budaya
luar yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat perkembangan
menuju manusia seutuhnya
5)Penyesuaian agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya, dan
dapat merubah lingkungannya sesuai dengan ajaran islam
6)Sumber nilai, yaitu memberikan pedoman hidup untuk mencapai
kebahagiaan dunia dan akhirat.
h.Penyelenggaraan Kegiatan Ekstrakulikuler PAI di Sekolah
Peraturan Direktur Jendral Pendidikan Islam No. Dj.1/12A Tahun 2009
Tentang Penyelenggaraan Kegiatan Ekstrakulikuler Pendidikan Agama Islam
Pada Sekolah.
1)Kegiatan ekstrakulikuler PAI adalah upaya pemantapan, pengayan dan
perbaikan nilai- nilai, norma serta pengembangan bakat, minat dan
kepribadian peserta didik dalam aspek pengamalan dan penguasaan kitab
suci, keimanan, ketaqwaan, akhlak mulia, ibadah, sejarah, seni dan
kebudayaan, dilakukan diluar jam intrakulikuler, melalui bkimbingan guru
PAI, guru mata peljaran lain, tenaga kependidikan dan tenaga lainnya yang
berkompeten, dilaksanakan di sekolah atau diluar sekoalah.
2)Sekolah adalah taman kanak- kanak(TK), ssekolah dasar (SD), sekolah
menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA) dan sekolah
menengah kejuruan(SMK).
3)Panduan umum adalah panduan yang secara garis besar mengatur
penyelenggaraan kegiatan ekstrakulikuler PAI di sekolah.
4)Panduan khusus adalah panduan yang secara khusus mengatur pelaksanaan
jenis- jenis kegiatan ekstrakulikuler PAI di sekolah:
a)Pesantren kilat
b)Pembiasaan akhlak mulia
c)Tuntas baca tulis al-qur’an
d)Ibadah ramadhan
e)Wisata rohani
f)Kegiatan rohani islam
g)Pekan ketrampilan dan seni
h)Peringatan hari besar islam
4. Peningkatan pelaksanaan PAI di sekolah
Komponen pendidikan meliputi:
a. Kurikulum
Kebijaksanaan Nasional yang mengalami perubahan penyelenggaraan
Pendidikan antara lain dalam proses pengembangan kurikulum.
PP. no.25 tahun 2000 pasl 2 ayat 3 Bidang Pendidikan mengatur tentang
kewenangan Pemerintah pusat dan kewenangan Daerah sebagai otonomi.
Kewenangan Pusat :
1)Menetapkan standart nasional mencakup standart kompetensi dasar
siswa/ warga belajar serta pengaturan kurikulum nasional dan penilaian
hasil belajar serta pedoman pelaksanaannya.
2)Penetapan standart materi pembelajaran pokok
3)Penetapan kalender pendidikan dan jumlah jam efektif setiap tahun bagi
pendidik dasar, menengah, dan luar biasa.
Kewenangan daerah, madrasah/ sekolah :
1)Kebijakan penerimaan siswa baru
2)Penyediaan buku pelajaran pokok
3)Penyelenggaraan sekolah luar biasa dan balai latihan dan atau penataran/
workshop guru
4)Menyusun dan mengembnagkan silabus sesuai dengan kondisi dan
aspirasi masyarakat madrasah/ sekolah berdasar kerangka KBK yang
ditetapkan pusat
5)Menambah materi pelajaran sesuai dengan kebutuhan dan layak
dilaksanakan
b. Tenaga kependidikan
1)Pemerataan pendidikan agama islam
2)Peningkatan pemberdayaan guru, meliputi pembinaan, pelatihan,
workshop, training, beasiswa pendidikan GPAI.
3)Mengoptimalkan fungsi jaringan kerja dikalangan GPAI melalui
KKG di tingkat SD, MGMP tingkat SMP dan SMA
4)Mengupayakan tambahan kesejahteraan GPAI
5)Meningkatkan koordinasi integrasi dan sinkronisasi dengan diknas
6)Mengoptimalkan fungsi jaringan kelompok kerja pengawas
c. Siswa
Siswa diupayakan mampu menguasai materi pelajaran menghayati dan
mengamalkan ajaran agamanya dalam kehidupan sehari- hari dan berakhlakul
karimah sebagai contoh diupayakan buku pantau kegiatan ibadah diluar
sekolah
d. Lingkungan pendidikan
Diupayakan yang kondusif dan agamis terutama pad keluarga anak didik
berada dengan member motivasi dan mengjak kepada wali siswa pada acara
pertemuan- pertemuan yang diselenggarakan di sekolah, sehingga pa yang
diperoleh anak didik di sekolah akan dapat di aktualisasikan dirumah dan
lingkungannya.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD N Kalongan Maguwoharjo Depok Sleman
pada tahun ajaran 2008/2009.
B. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian kolelasional karena bertujuan untuk
mencari hubungan variable bebas dengan variable terikat. Data yang
dikumpulkan berupa angka0angka, maka analisis yang digunakan adalah
analisiss kuantitatif, yakni bertujuan menguji hubungan antara dua
variabel yaitu: variabel peran guru dan variabel meningkatkan
pelaksanaan belajar pendidikan agama Islam.
a.Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini ada dua variabel yang berkaitan dengan
permasalahan yang ada. Kedua variabel tersebut adalah:
1)Variabel bebas: Peran Guru
2)Variabel terikat: meningkatkan pelaksanaan belajar pendidikan agama
Islam.
b.Definisi operasional variable
1)Peran guru adalah seperangkat perilaku guru yang diharapkan secra
social yang berhubungan dengan fungsi sebagai pendidik Guru
sebagai pendidik yang professional memiliki tugas utama yaitu
mendidik, mengaajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai
dan mengevaluasi perserta didik.
2)Motivasi belajar siswa sebagai suatu tenaga atau faktor yang
terdapat di dalam diri siswa yang menimbulkan, mengarahkan dan
mengorganisasikan tingkah lakunya untuk memanfaatkan waktunya
digunakan untuk mengajar.
C. Metode Penelitian
Metodologi penelitian adalah usaha mengembangkan dan menguji
kebenaran atau pengetahuan usaha mana dilakukan dengan metodemetode
ilmiah. ( Sutrisno Hadi,2004).
Sehubungan dengan hal tersebut maka penyususn ingin berusaha untuk
menemukan serta memecahkan suatu masalah yang nyata ada di sekitar
kita, dengan mengadakan penelitian lapangan. Namun demikian ini tidak
berarti apa-apa apabila tidak didukung oleh metode ilmiah, Penelitian ini
menggunakan metode ilmiah ini dapat menguji kebenaran, yang secara
ilmiah dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu metode yang secara
ilmiah dapat dipertanggungjawabkan ini akan penyusun gunakan dalam
rangka penelitian peran guru kelas dalam meningkatkan pelaksanaan
belajar pendidikan agama Islam terhadap siswa di SDN Kalongan
Maguwoharjo Depok Sleman, sehingga penelitian ini dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah pula.
D. Subjek Penelitian
Kegiatan penelitian terhadap peran guru dalam meningkatkan
pelaksanaan belajar pendidikan agama Islam terhadap siswa di SDN
Kalongan tiodak akan menggunakan seluruh anggota populasi yang ada.
Penelitian ini dibatasi hanya dengan mengmbilkan contoh dari populasi
yang ada dengan maksud untuk mereduksi objek penelitian dan kemudian
peneliti generalisasikan dari hasil-hasil penelitian tersebut. Penelitian
yang demikian hiasanya disebut research sampling dan sampling study.
Reduksi dan generalisasi adalah dua faktor yang penting dari tiap
penelitian ilmiah yang tidak meneliti semua objek, seluruh situasi atau
semua peristiwa melainkan hanya sebagian saja dari objek-objek, situasi
atau semua peristiwa itu.
Menurut Suharsimi Arikunto (1998:115) populasi adalah
keseluruhanobjek penelitian. Populasi dapat berupa kumpulan/ benda.
Selanjutnya menurut Sugiyono (2002) mengemukakan populasi
merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek dan subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.
Populasi bukan hanya orang tetapi juga objek yang berbeda dan bendabenda
alam lainnya. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada
objek atau subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik dan
sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek itu. Dengan penertian di atas,
maka yang dimaksud dengan populasi pada penelitian ini adalah seluruh
penduduk SD N Kalongan Maguharjo Depok Sleman.
Menurut Sutrisnohadi (2000:78), sample adalah sebagian individu yang
diteliti, sedangkan untuk besarnya pengambilan sample tersebut
berdasarkan pendapat suharsimi Arikumto (1998:120) adalah sebagai
berikut:
“Dalam penelitian tidaklah sekedar ancer-ancer. Jika penelitian
kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua sehingga penelitian
ini merupakan penelitian populasi. Apabila jumlahnya bgesar maka
diambil 10-15% atau 20-35% dari sebanyak yang ada yang akan
diambil dalam penelitian ini”
Dengan demikian sampel yang dijadikan sumber penelitian di SD N
Kalongan Maguharjo Depok Sleman adalah semua guru-guru yang
berjumlah 6 orang dan sebanyak 28 orang anak diambil secara acak
dari murid-murid kelas tiga. Sedangkan murid-murid SD N Kalongan
Maguharjo Depok Sleman ada 119 anak. Jadi penyusun mengambil
24% dari jumlah populasi murid untuk dijadikan sampel.
Penelitan ini ditujuakan pada guru dan siswa-siswi SD N Kalongan
terdiri 6 kelas, maka penetapan sampel yang menjadi subjek hanya
kelas III. Maka penentuan responden yang akan dijadikan sampel
adalah sebagai berikut:
1)Semua guru SD N Kalongan Maguharjo Depok Sleman
2)Kelas III sejumlah 28
Adapun cara pengumpulan datanya dengan cara
mewawancarai guru-guru di SD N Kalongan untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi peran guru
dalam meningkatkan motivasi belajar siswa, sedangkan untuk
para siswanya digunakan angket untuk mengetahui seberapa
besar peran guru dalam meningkatkan pelaksanaan belajar
pendidikan agama Islam.
E. Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah cara yang ditempuh peneliti untuk
mendapatkan data-data dan fakta-fakta yang terjadi dan terdapat pada
subjek dan objek penelitian. Untuk memperoleh dat yang valid
peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data sebagai
berikut:
a.Angket atau Kuesioner
Metode kuesioner adalah pertanyaan-pertanyaan yang disusun
secra tertulis yang sudah merupakan suatu daftar pertanyaan
(Koentjaraningrat, 1983:125)
Menurut Suharsimi Arikunto (1998:24) menyatakan bahwa
kuesioner juga serng disebut sebagai angket. Pada dasarnya
kuesioner adalah sebuah daftar pertanyaan yang baru diisi oleh
siswa yang akan diukur (responden).
Metode angket merupakan suatu metode yang dilakukan peneliti dengan
cara memberikan pernyataan kepada responden/subyek penelitian, yang menjadi
responden /subyek dalam penelitian ini adalah guru SD Kalongan. Metode angket
ini menitik beratkan pada daftar pertanyaan yaitu seperangkat daftar yang dibuat
peneliti yang berkaitan dengan penelitian dan diberikan kepada responden untuk
dijawab. Dalam penelitian ini peneliti- peneliti metode angket langsung untuk
mendapatkan data tentang profesionalisme guru termasuk upaya guiru lam
peningkatan kualitas pendidikan di SD Kalongan dengan memberikan sejumlah
pertanyaan dan meminta responden untuk memilih salah satu dari jawaban
tersebut. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis-jenis kuisioner
tertutup, artinya dalam menjawab responden tinggal memilih jawabannya yang
sudah tersedia.
Metode ini digunakan untuk mendapatkan data penelitian yang berhubungan
langsung dengan peran guru dalam meningkatkan pelaksanaan belajar pendidikan
agama Islam terhadap siswa. Masing‐masing pertanyaan 1 soal terdiri dari 20 item,
yaitu dari pertanyaan nomor 1‐20. Dalam pertanyaan item kuesioner ini berbentuk
multiple choice dengan diberi 2 alternatif pilihan jawaban dengan score 1 (satu) untuk
pilihan negative ( berpendapat bahwa guru tidak meningkatkan pelaksanaan belajar
pendidikan agama Islam terhadap siswa) dan score 2 (dua) untuk pilihan jawaban
positif (berpendapat bahwa guru meningkatkan pelaksanaan belajar pendidikan agama
Islam terhadap siswa). Maksud kuesioner multiple choice dalam pengumpulan data
tentang peran guru dalam meningkatkan pelaksanaan belajar pendidikan agama Islam
terhadap siswa di SD N Kalongan adalah untuk mempermudah pelaksanaan,
penjawaban, klasifikasi dan pengolahannya.
b.Metode Interview (Wawancara)
Menurut Hari Nawawi (1995:1981) metode wawancara adalah
suatu dialog yang dilakukan oleh pewawancar (interviewer) untuk
memperoleh informasi trentang kualitas pendidikan di SD
Kalongan dari wawancara/ dengan kata lain wawncara adalah
pengumpulan data berupa Tanya jawab antara pihak mencari
informasi dengan sumber informasi dari kepala sekolah yang
langsung secara lisan.
Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara terstruktur, penelitian terlebih dahulu membuat garisgaris
besar dan pokok-pokok yang ditanyakan dalam proses
wawancara (Lexy J. Moloeong 1989:198).
c.Metode Observasi
Metode observasi adalah cara pengumpulan data melalui
pengamatan dan pencatatan secara sistematis mengenai fenomena
yang diselidiki. Dilakukan dengan mengunjungi lokasi penelitian
untuk mengumpulkan data yang berhubungan erat dengan
penelitian. Kemudian setelah diperoleh data, diteliti lebih lanjut
tentang gejala-gejala yang ada pada objek penelitian itu.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas penyusun telah
mengadakan pengamatan langsung ke objek penelitian.
Metode ini digunakan untuk memperoleh informasi tentang peran
guru dalam meningkatkan pelaksanaan belajar pendidikan agama
Islam terhadap siswa, dan informasi tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi peran guru dalam meningkatkan pelaksanaan
belajar pendidikan agama Islam terhadap siswa.
d.Metode dokumentasi
Suharsimi Arikunto (1998:136) menyebutkan bahwa metode
dokumentasi adalah metode yang digunakan atau dilakukan
dengancara mengutif langsung dta yang sudah terarsip atau pada
masing-masing bagian. Data tersebut berupa catatan, buku, surat
kabar, majalah, agenda dan sebagainya.
Dengan metode ini didapat informasi tentang:
1)Letak geografis lembaga sekolah.
2)Strutur organisasi,
3)Visi dan misi Sekolah,
4)KOndisi guru, murid, dan orang tua wali,
5)Fasilitas pendidikan, sarana pendidikan, dan lain-lain.
F. Analisis Data
Untuk menganalisis data-data yang diperlukan ada beberapa langkahlangkah
yang harus dijalankan adalah sebagai berikut:
a.Melaksanakan tabulasi data dari data-data yang telah terkumpul
kemudian dikelompokkan menurut bidang, bagian dan
masalahnyamasing-masing.
b.Setelah penyusun mengetahui kelompok dan ketentuan bidang
kemudian diberi score atau nilai untuk masing-masing kategori yaitu:
1)Kategori negative dengn nilai 1 (satu)
2)Kategori positif dengan nilai 2 (dua)
c.Hasil dari score yang diperoleh kemudian dianalisis dengan
menggunakan analisis dengan menggunakan analisis statistic
deskriptif dalam bentuk table distribusi frekuensi relative atau table
presentase dengan rumus:
P = f/N x 100%
Langkah di atas diterapkan untuk menganalisis data kuantitatif,
sedangkan data yang bersifat kualitatif menggunakan metode
analisis non statistik.
d.Setelah langkah tersebut di atas selesai kemudian dimasukkan ke
dalam kategori-kategori tertentu sesuai dengan variable-variabelnya,
yaitu:
Untuk mengetahui seberapa besar peran guru dalam meningkatkan
pelaksanaan belajar pendidikan agama Islam terhadap siswa,
variabelnya disusun atas frekuensi:
1)Negatif : Nilainya kurang dari atau sama dengan 35
2)Positif : Nilainya lebih dari 35

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More